Jumat, 07 November 2014

CERPEN
SAHABAT YANG TAK TERLUPAKAN

     Beberapa tahun yang lalu, Aku bersama keluarga pindah keluar kota karena Ayahku dipindah tugaskan kesana. Pada awalnya, Aku berfikir tidak akan mempunyai teman disana tetapi dugaanku salah. Aku mempunyai banyak teman disini. Salah satunya bernama Sinta. Dia sangat baik, ramah dan juga menyenangkan. Akhirnya Kami berdua bersahabat atau bisa dibilang teman yang akrab.
     Awalnya Aku kurang mengetahui latar belakang Sinta, tetapi setelah Kami bersahabat baikcukup lama, akhirnya Aku mengetahui bahwa Sinta mempunyai suatu penyakit yaitu Darah Rendah. Dimana setiap Sinta kelelahan, Dia akan jatuh pingsan. Tetapi selama Kami berteman Sinta tidak pernah sekalipun bercerita bahkan mengeluh tentang penyakitnya tersebut. Hingga pada akhirnya Orang Tua dari Sinta bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi.
     Setelah itu, Aku memutuskan untuk menjaga dan terus bersama dengan Sinta karena Aku sudah menganggapnya seperti saudara kandungku sendiri. Suatu hari, Aku berniat mengajak Sinta pergi seharian untuk berjalan-jalan. Keesokkan paginya, Aku menjemput Sinta dirumahnya sekaligus meminta izin kepada Orang Tuanya.
     Pertama, Aku mengajaknya ke Kebun Binatang. Dia terlihat sangat senang dan sangat menikmati pemandangan di Kebun Binatang tersebut. Setelah dari sana Aku mengajaknyake Taman Kotayang kebetulan dekat dengan Kebun Binatang. Disana Kami beristirahat sejenak dan dikarenakan matahari sudah diujung kepala maka Kami berinisiatif untuk membeli bahan bakar untuk perut Kami. Setibanya Kami di bangku Taman untuk menyantap makan siang yang sudah Kami beli tadi, tiba-tiba saja datang seorang Pengemis yang meminta makan.
     "Assalamualaikum Neng" sapa pengemis itu "maaf saya ingin meminta sedikit sumbangan karena saya belum makan beberapa hari ini Neng." pinta Pengemis itu.
     "Ini Pak, untuk Bapak dan keluarga." ucap Sinta sambil memberikan sedikit makanannya dan uang.
     Aku terharu dan bahagia melihat Sinta berperilaku seperti itu.
     Setelah makan siang dan beristirahat, Kami memutuskan melanjutkan perjalanan Kami menuju pantai. Disana Kami ingin menikmati suasana matahari terbenam atau yang orang bilang "Sunset" bersama-sama. Tepat pukul 17.45, matahari mulai terbenam dan Kami tidak menyia-nyiakan momen tersebut. Kami berfoto-foto dan bersenda gurau disana. Tak beberapa lama setelah itu, tiba-tiba Sinta jatuh pingsan. Aku panik melihat Sinta pingsan dan meminta bantuan pengunjung sekitar untuk segera memanggil Ambulan.
     Aku membawanya ke Rumah Sakit terdekat dan Aku juga menghubungi Orang Tuanya untuk mengabarkan keadaan Sinta saat ini. Menurut Dokter kondisi Sinta sangat lemah dan Dia harus dirawat inap. 4 hari sudah Aku menemani Sinta di Rumah Sakit dan 4 hari pula Sinta belum sadar dari komanya.
     "Sepertinya anak Ibu dan Bapak tidak dapat bertahan lebih lama lagi." ucap Dokter tersebut. Selepas Dokter itu pergi Aku melihat Orang Tua Sinta menangis bersama.
     Keesokkan harinya tepat hari ulang tahunnya, Sinta menghembuskan napas terakhirnya. Di kamar Mawar  nomor 9, Aku, Orang Tuaku dan Orang Tua Sinta melepaskan kesedihan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar