NAMA :
ADLENI YUSLI ANGGRAENI (10514336)
ERVINA ULFAH SAFITRI (13514650)
KELAS : 3PA19
PSIKOLOGI MANAJEMEN
A.
Pengertian
manejemen
Menurut Prof. Eiji Ogawa, Manajemen
adalah perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan
termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan
terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat
disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
B.
Organisasi
Robbins (1996) menyatakan bahwa
organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasi, yang bekerja atas
dasar relatif, terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Organisasi
dalam arti Statis (diam) merupakan wadah
atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran
yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, dan
garis komando dan tanggung jawab. Sedangkan organisasi dalam arti Dinamis
(bergerak) merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam
suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah
ditetapkan secara bersama pula.
Dalam
arti paling umum, psikologi organisasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang perilaku individu dan perilaku kelompok dalam aturan organisasi formal.
Katz dan Kahn menyatakan bahwa esensi dari sebuah organisasi adalah “pola” atau
motif perilaku manusia. Ketika perilaku berpola, beberapa struktur dikenakan
pada individu. Struktur ini biasanya dating dalam bentuk peran (normative standar
yang mengatur perilaku) serta adanya pedoman nilai. Penting untuk membedakan
antara formal dan informal organisasi. Sebuah organisasi formal adalah salah
satu organisasi yang memiliki cirri beberapa pernyataan yang menyatakan
memenuhi tujuan dan tujuan yang sering dinyatakan secara tertulis.
Organisasi
formal juga biasanya menunjukkan beberapa tingkat kontinuitas dari waktu ke
waktu, mereka sering bertahan hidup jauh lebih lama dari anggota pendiri
lakukan. Organisasi bisnis jelas menunjukkan karakteristik ini yang
mendefinisikan dari organisasi formal, seperti halnya banyak lain organisasi
nirlaba dan pemerintah lembaga. Sebaliknya, sebuah organisasi informal dimana
tujuannya adalah biasanya kurang eksplisit daripada organisasi formal.
C. Definisi
Komunikasi
Komunikasi adalah pemberian dan
penerimaan informasi berupa pengetahuan dan pengertian dengan maksud untuk
mengubah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama.
Arti lain komunikasi adalah pernyataan manusia, sebagaimana pernyataan tersebut
dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis atau lisan disamping itu dapat juga
dilakukan dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.
D.
Dimensi-Dimensi
Komunikasi
1)
Komunikasi
Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan,
dan lain sebagainya. Komunikasi internal lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Komunikasi
vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan) dan dari bawah ke atas (komunikasi dari bawahan kepada pimpinan).
b.
Komunikasi
horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesame seperti dari karyawan
kepada karyawan, manajer kepada manajer, dan lain sebagainya
2)
Komunikasi
Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
a.
Komunikasi
dari organisasi kepada khalayak, komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release; artikel surat
kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster;
konfrensi pers.
b.
Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan
oleh organisasi. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.
Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan
juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi,
mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir
semua tindakan organisasi yang relevan.
E. Definisi Pengaruh
Definisi menurut para tokoh mengenai Pengaruh;
§ Menurut Wiryanto, pengaruh merupakan tokoh formal
maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan,
inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
§ Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang
terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan, tidak begitu terkait dengan
usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
§ Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe
kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara
tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman
sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
F. Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya
intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan
perubahan masyarakat.
Dalam hal ini, P2KP mengupayakan pemulihan kembali
nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan,
kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati. Berikut kunci perubahan
perilaku dalam masyarakat, diantaranya;
a.
Sikap yang mampu
melalui berbagai benturan dengan gemilang,
b.
Adanya kepercayaan
diri tanpa batas,dan
c.
Tekad untuk
terus berjuang hingga titik nadir.
G. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain
Terdapat 10 cara mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.
Meminta orang
tersebut melakukan sesuatu untuk anda
Dengan meminta mereka
melakukan sesuatu untuk anda, akan ada rasa percaya yang timbul diantara anda
berdua. Apalagi jika anda membalasnya dengan melakukan sesuatu untuk orang
tersebut untuk menolong anda lagi (bahkan dengan permintaan yang lebih besar),
pengalaman di masa lalu akan membuat orang tersebut berpikir bahwa anda adalah
figure yang layak untuk ditolong. Orang yang sudah pernah melakukan sesuatu
juga akan lebih sulit menolak permintaan anda daripada mereka yang belum pernah
melakukan sesuatu untuk anda sama sekali.
2.
Mintalah sesuatu
yang lebih tinggi daripada yang anda inginkan atau butuhkan
Dengan melakukan ini,
kemungkinan besar permintaan anda akan dikabulkan. Ini karena ada dua efek
psikologis yang akan dialami. Pertama adalah penurunan drastis yang anda minta,
sehingga nilai yang anda minta seolah-olah terlihat lebih kecil. Yang kedua adlah
rasa idak enak yang mungkin timbul dari dalam diri orang tersebut ketika
menolak permintaan anda yang pertama kali dan tidak enak untuk menolaknya lagi
di permintaan kedua.
3.
Sebut namanya
dalam percakapan
Nama adalah bagian yang
penting dari eksistensi manusia dan jika seseorang mendengar namanya disebut,
ia akan lebih memerhatikan lawan bicaranya. Efek lainnya, ia juga akan merasa
dihargai dan hal ini membuatnya sedikit lebih mudah untuk menuruti permintaan
anda. Oleh karena itu, berusahalah untuk menyebut namanya ketika anda berdua
sedang bercakap-cakap.
4.
Berikan pujian
Pujian bisa menjadi
senjata yang ampuh untuk mempengaruhi orang lain sepanjang digunakan dengan
tepat. Berikanlah pujian yang tulus dan rasional, sesuai dengan kenyataan.
Jangan sampai ada memberikan pujian yang berbentuk kebohongan yang justru bisa
menyinggung lawan bicara anda. Usahakan pula untuk memberikan pujian dalam
kadar yang tepat. Terlalu banyak memuji bisa membuat anda justru tampak sedang
menjilat orang tersebut dan akibatnya orang tersebut akan menjadi waspada dan
menjaga jarak dari anda. Intinya, pujian harus tulus dan sesuai dengan fakta
yang ada.
5.
Tiru bahasa
tubuhnya
Cobalah untuk meniru
bahasa tubuhnya saat ia bercakap-cakap dengan anda. Teknik ini disebut dengan
mirroring. Misalkan gerakan tangan, posisi duduk, dan istilah-istilah tertentu
yang ia gunakan untuk menyebut sesuatu. Studi menunjukan bahwa orang yang
mengahadapi orang lain denga bahasa tubuh yang sama cenderung lebih terbuka,
percaya, dan lebih mudah untuk menyetujui orang yang meniru bahasa tubuhya.
6.
Manfaatkan
kelelahan seseorang
Ajukan permintaan atau
pernyataan ketika seseorang sedang dalam kondisi lelah fisik maupun mental.
Dalam keadaan ini, ketika anda mengajukan sesuatu untuk diminta, lawan bicara
anda biasanya tidak akan langsung menjawab “ya” atau “tidak”. Kemungkinan besar
mereka akan mengatakan “kita lihat saja besok pagi” atau “ok, akan saya lakukan
besok”. Hal ini disebabkan karena merasa cukup lelah dan saat ini tidak ingin
mengambil suatu keputusan. Keesokan harinya, kemungkinan besar mereka akan
melakukan yang anda minta, karena ada kecenderungan untuk menepai apa yang
sudah mereka katakana di hari sebelumnya.
7.
Minta sesuatu
yang tidak bisa ia tolak atau segan untuk menolaknya
Manfaatkan kecenderungan
hal ini dengan memintanya melakukan suatu hal kecil yang sangat mudah, misalkan
membawa anda barang titipan ketika ia sedang bepergian. Untuk selanjutnya
ketika ia bepergian, mintalah ia untuk membawakan oleh-oleh untuk anda, tetapi
kali ini anda tidak usah member uangnya. Kemungkinan besar teknik ini akan
berhasil dan dengan jeda yang tepat serta gaya bicara yang pas, anda bisa
meninggalkan kadar permintaan anda pada orang tersebur.
8.
Diam. Jangan
mengkoreksi ketika ia melakuka kesalahan
Mengkoreksi kesalahan
orang lain dapat memperkuat timbulnya rasa tidak setuju dan tidak percaya satu
sama lain. Oleh kerena itu, jika ia mengatakan sesuatu yang salah atau tidak
sesuai dengan opini anda, tetaplah diam. Dengarkann dan coba pahami masalah
tersebut dari sudut pandang mereka. Jika mereka meminta pendapat anda, cobalah
cari poin-poin dimana anda berdua memiliki kesamaan dan ungkapkan hal itu
terlebih dahulu sebelum anda mengungkapkan ketidaksetujuan anda.
9.
Ulangi apa yang
dia katakan
Hamper sama dengan
teknik mirroring, mengulang apa yang dia lakukan menunjukan bahwa anda
memperhatikan lawan bicara anda. Ulangi apa yang ia katakan akan lebih baik
lagi apabila anda merangkainya dalam kalimat baru, sehingga orang tersebut
yakin bahwa anda benar-benar paham terhadap apa yang dia katakan. Jika hal ini
dilakukan dengan tepat, maka rasa percaya orang tersebut kepada anda akan
semakin kuat dan kesempatan anda untuk mempengaruhinya jauh lebih besar.
10. Anggukkan kepala
Anggukkan kepala anda
ketika mendengarkan dia berbicara. Anggukkan kepala yang dilakukan dengan tepat
bisa memperkuat kesan “persetujuan” di antara anda berdua. Ia akan merasa anda
setuju terhadap yang ia katakan dan ketika melihat anda menganggukkan kepala
cukup sering, maka secara tidak sadar ia akan mulai menganggukkan kepala juga
saat bercakap-cakap. Lama-lama, hal ini akan menimbulkan sinkronisasi dan
mirroring bahasa tubuh seperti yang sudah dijelaskan. Hasilnya, secara tidak
sadar lawan bicara anda akan lebih percaya terhadap apa yang anda katakan.
H. Wewenang
Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang
atau sekelompok orang yang memiliki dukungan atau mendapat pengakuan dari
masyarakat. Wewenang memiliki arti
sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk
menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan, dan meyelesaikan pertentangan.
Hak tersebut dapat diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh seseorang atau
sekelompok orang; dengan demikian wewenang memiliki tekanan pada hak bukan pada
kekuasaannya. Kekuasaan tanpa wewenang dapat dianggap kekuatan yang dianggap
tidak sah oleh masyarakat. Kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan
dari masyarakat agar kekuasaan tersebut memiliki wewenang.
Bentuk-bentuk wewenang secara umum terbagi atas
empat bentuk, yaitu:
a.
Wewenang
kharismatis, tradisional, dan legal
b.
Wewenang resmi
dan tidak resmi
c.
Wewenang pribadi
dan teritorial
d.
Wewenang
terbatas dan menyeluruh
REFERENSI
Leavitt, H.J. (1997). Psikologi Manajemen.
Jakarta: Erlangga.
Munandar,
Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28361/Psikologi+Manajemen+Rini.ppt
Mukhyi,
Mohammad Abdul, dkk. 1995. Pengantar Manajemen Umum ( Untuk STIE ). Jakarta:
Gunadarma.
Hayati, Nurul. 2014. Komunikasi
Dalam Organisasi Perpustakaan, diakses pada 29 September 2016, dari jurnal
Komunikasi, No.1, Januari-Juni 2014
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Suciati. 2015. Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta
Sutarto. 1985. Dasar-dasar
Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
3 Oktober 2016 10:39
WIB