Rabu, 05 Oktober 2016

TUGAS KELOMPOK 1

NAMA            : ADLENI YUSLI ANGGRAENI (10514336)
                                      ERVINA ULFAH SAFITRI (13514650)
KELAS           : 3PA19

PSIKOLOGI MANAJEMEN

A.    Pengertian manejemen
Menurut Prof. Eiji Ogawa, Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

B.     Organisasi
Robbins (1996) menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif, terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Organisasi dalam arti Statis (diam) merupakan wadah  atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, dan garis komando dan tanggung jawab. Sedangkan organisasi dalam arti Dinamis (bergerak) merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula.
Dalam arti paling umum, psikologi organisasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku individu dan perilaku kelompok dalam aturan organisasi formal. Katz dan Kahn menyatakan bahwa esensi dari sebuah organisasi adalah “pola” atau motif perilaku manusia. Ketika perilaku berpola, beberapa struktur dikenakan pada individu. Struktur ini biasanya dating dalam bentuk peran (normative standar yang mengatur perilaku) serta adanya pedoman nilai. Penting untuk membedakan antara formal dan informal organisasi. Sebuah organisasi formal adalah salah satu organisasi yang memiliki cirri beberapa pernyataan yang menyatakan memenuhi tujuan dan tujuan yang sering dinyatakan secara tertulis.
Organisasi formal juga biasanya menunjukkan beberapa tingkat kontinuitas dari waktu ke waktu, mereka sering bertahan hidup jauh lebih lama dari anggota pendiri lakukan. Organisasi bisnis jelas menunjukkan karakteristik ini yang mendefinisikan dari organisasi formal, seperti halnya banyak lain organisasi nirlaba dan pemerintah lembaga. Sebaliknya, sebuah organisasi informal dimana tujuannya adalah biasanya kurang eksplisit daripada organisasi formal.

C.     Definisi Komunikasi
            Komunikasi adalah pemberian dan penerimaan informasi berupa pengetahuan dan pengertian dengan maksud untuk mengubah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama. Arti lain komunikasi adalah pernyataan manusia, sebagaimana pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis atau lisan disamping itu dapat juga dilakukan dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.

D.    Dimensi-Dimensi Komunikasi
1)          Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan lain sebagainya. Komunikasi internal lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.         Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (komunikasi dari pimpinan kepada bawahan) dan dari bawah ke atas (komunikasi dari bawahan kepada pimpinan).
b.         Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesame seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer, dan lain sebagainya
2)          Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
a.         Komunikasi dari organisasi kepada khalayak, komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konfrensi pers.
b.         Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.

E.     Definisi Pengaruh
Definisi menurut para tokoh mengenai Pengaruh;
§  Menurut Wiryanto, pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
§  Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan, tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
§  Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

F.      Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini, P2KP mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati. Berikut kunci perubahan perilaku dalam masyarakat, diantaranya;
a.       Sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang,
b.      Adanya kepercayaan diri tanpa batas,dan
c.       Tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir.

G.    Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain
Terdapat 10 cara mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.      Meminta orang tersebut melakukan sesuatu untuk anda
Dengan meminta mereka melakukan sesuatu untuk anda, akan ada rasa percaya yang timbul diantara anda berdua. Apalagi jika anda membalasnya dengan melakukan sesuatu untuk orang tersebut untuk menolong anda lagi (bahkan dengan permintaan yang lebih besar), pengalaman di masa lalu akan membuat orang tersebut berpikir bahwa anda adalah figure yang layak untuk ditolong. Orang yang sudah pernah melakukan sesuatu juga akan lebih sulit menolak permintaan anda daripada mereka yang belum pernah melakukan sesuatu untuk anda sama sekali.
2.      Mintalah sesuatu yang lebih tinggi daripada yang anda inginkan atau butuhkan
Dengan melakukan ini, kemungkinan besar permintaan anda akan dikabulkan. Ini karena ada dua efek psikologis yang akan dialami. Pertama adalah penurunan drastis yang anda minta, sehingga nilai yang anda minta seolah-olah terlihat lebih kecil. Yang kedua adlah rasa idak enak yang mungkin timbul dari dalam diri orang tersebut ketika menolak permintaan anda yang pertama kali dan tidak enak untuk menolaknya lagi di permintaan kedua.
3.      Sebut namanya dalam percakapan
Nama adalah bagian yang penting dari eksistensi manusia dan jika seseorang mendengar namanya disebut, ia akan lebih memerhatikan lawan bicaranya. Efek lainnya, ia juga akan merasa dihargai dan hal ini membuatnya sedikit lebih mudah untuk menuruti permintaan anda. Oleh karena itu, berusahalah untuk menyebut namanya ketika anda berdua sedang bercakap-cakap.
4.      Berikan pujian
Pujian bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi orang lain sepanjang digunakan dengan tepat. Berikanlah pujian yang tulus dan rasional, sesuai dengan kenyataan. Jangan sampai ada memberikan pujian yang berbentuk kebohongan yang justru bisa menyinggung lawan bicara anda. Usahakan pula untuk memberikan pujian dalam kadar yang tepat. Terlalu banyak memuji bisa membuat anda justru tampak sedang menjilat orang tersebut dan akibatnya orang tersebut akan menjadi waspada dan menjaga jarak dari anda. Intinya, pujian harus tulus dan sesuai dengan fakta yang ada.
5.      Tiru bahasa tubuhnya
Cobalah untuk meniru bahasa tubuhnya saat ia bercakap-cakap dengan anda. Teknik ini disebut dengan mirroring. Misalkan gerakan tangan, posisi duduk, dan istilah-istilah tertentu yang ia gunakan untuk menyebut sesuatu. Studi menunjukan bahwa orang yang mengahadapi orang lain denga bahasa tubuh yang sama cenderung lebih terbuka, percaya, dan lebih mudah untuk menyetujui orang yang meniru bahasa tubuhya.
6.      Manfaatkan kelelahan seseorang
Ajukan permintaan atau pernyataan ketika seseorang sedang dalam kondisi lelah fisik maupun mental. Dalam keadaan ini, ketika anda mengajukan sesuatu untuk diminta, lawan bicara anda biasanya tidak akan langsung menjawab “ya” atau “tidak”. Kemungkinan besar mereka akan mengatakan “kita lihat saja besok pagi” atau “ok, akan saya lakukan besok”. Hal ini disebabkan karena merasa cukup lelah dan saat ini tidak ingin mengambil suatu keputusan. Keesokan harinya, kemungkinan besar mereka akan melakukan yang anda minta, karena ada kecenderungan untuk menepai apa yang sudah mereka katakana di hari sebelumnya.
7.      Minta sesuatu yang tidak bisa ia tolak atau segan untuk menolaknya
Manfaatkan kecenderungan hal ini dengan memintanya melakukan suatu hal kecil yang sangat mudah, misalkan membawa anda barang titipan ketika ia sedang bepergian. Untuk selanjutnya ketika ia bepergian, mintalah ia untuk membawakan oleh-oleh untuk anda, tetapi kali ini anda tidak usah member uangnya. Kemungkinan besar teknik ini akan berhasil dan dengan jeda yang tepat serta gaya bicara yang pas, anda bisa meninggalkan kadar permintaan anda pada orang tersebur.
8.      Diam. Jangan mengkoreksi ketika ia melakuka kesalahan
Mengkoreksi kesalahan orang lain dapat memperkuat timbulnya rasa tidak setuju dan tidak percaya satu sama lain. Oleh kerena itu, jika ia mengatakan sesuatu yang salah atau tidak sesuai dengan opini anda, tetaplah diam. Dengarkann dan coba pahami masalah tersebut dari sudut pandang mereka. Jika mereka meminta pendapat anda, cobalah cari poin-poin dimana anda berdua memiliki kesamaan dan ungkapkan hal itu terlebih dahulu sebelum anda mengungkapkan ketidaksetujuan anda.
9.      Ulangi apa yang dia katakan
Hamper sama dengan teknik mirroring, mengulang apa yang dia lakukan menunjukan bahwa anda memperhatikan lawan bicara anda. Ulangi apa yang ia katakan akan lebih baik lagi apabila anda merangkainya dalam kalimat baru, sehingga orang tersebut yakin bahwa anda benar-benar paham terhadap apa yang dia katakan. Jika hal ini dilakukan dengan tepat, maka rasa percaya orang tersebut kepada anda akan semakin kuat dan kesempatan anda untuk mempengaruhinya jauh lebih besar.
10.  Anggukkan kepala
Anggukkan kepala anda ketika mendengarkan dia berbicara. Anggukkan kepala yang dilakukan dengan tepat bisa memperkuat kesan “persetujuan” di antara anda berdua. Ia akan merasa anda setuju terhadap yang ia katakan dan ketika melihat anda menganggukkan kepala cukup sering, maka secara tidak sadar ia akan mulai menganggukkan kepala juga saat bercakap-cakap. Lama-lama, hal ini akan menimbulkan sinkronisasi dan mirroring bahasa tubuh seperti yang sudah dijelaskan. Hasilnya, secara tidak sadar lawan bicara anda akan lebih percaya terhadap apa yang anda katakan.

H.    Wewenang
Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang memiliki dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Wewenang memiliki arti  sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan, dan meyelesaikan pertentangan. Hak tersebut dapat diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang; dengan demikian wewenang memiliki tekanan pada hak bukan pada kekuasaannya. Kekuasaan tanpa wewenang dapat dianggap kekuatan yang dianggap tidak sah oleh masyarakat. Kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar kekuasaan tersebut memiliki wewenang.
Bentuk-bentuk wewenang secara umum terbagi atas empat bentuk, yaitu:
a.       Wewenang kharismatis, tradisional, dan legal
b.      Wewenang resmi dan tidak resmi
c.       Wewenang pribadi dan teritorial
d.      Wewenang terbatas dan menyeluruh




REFERENSI
Leavitt, H.J. (1997). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28361/Psikologi+Manajemen+Rini.ppt
Mukhyi, Mohammad Abdul, dkk. 1995. Pengantar Manajemen Umum ( Untuk STIE ). Jakarta: Gunadarma.
Hayati, Nurul. 2014. Komunikasi Dalam Organisasi Perpustakaan, diakses pada 29 September 2016, dari jurnal Komunikasi, No.1, Januari-Juni 2014
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Suciati. 2015. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta
Sutarto. 1985. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

3 Oktober 2016 10:39 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar